22 February 2008

Short Message Service Culture ?

Berapa banyak dari kita yang masih menulis surat memakai kertas dan membubuhinya dengan perangko pada sudut amplop ? coba kita hitung teman-teman di sekitar kita, siapa dari mereka yang masih melakukannya ? hmmm ... ada satu orang, dua orang, tiga orang ... sudah ? wah, sebagian besar kita ternyata sudah tidak familiar lagi dengan kegiatan ini. Bahkan di antara kita mungkin sudah tidak ingat lagi gambar dan nilai yang tertera di dalam secarik perangko. Menulis surat seperti kembali ke zaman batu ... membeli perangko seolah-olah kita memasuki dunia primitif .

Kecuali dalam urusan dinas, kita memang seakan telah membuang kertas surat ke tempat sampah. Dalam pikiran kita pasti terlintas pendapat, "bukankah lebih mudah mengirim sort message service (sms), ketimbang bersusah payah menulis surat dan mengirimkannya melalui kantor pos". Berkirim kabar kepada teman cukup dengan sedikit menekan huruf-huruf pada keypad handphone, lalu tekan send dan .... wuss ... dalam hitungan detik sms itu telah diterima.

Ini yang tengah terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, sebuah culture baru telah lahir, short message service culture. Yup, jika tidak terlalu berlebihan sms culture telah menjadi bagian kebudayaan kita, menggantikan sebagian budaya komunikasi lain yang telah usang. Budaya ini lahir seiring perkembangan teknologi komunikasi yang ditandai dengan munculnya alat komunikasi bernama handphone di tengah kita. Handphone ini datang ke Indonesia pada sekitar tahun 1990-an dan sekarang diperkirakan jumlah handphone di negeri ini telah mencapai sekitar 100 juta unit.

Tetapi dibalik maraknya teknologi komunikasi melalui handphone itu, sadar pulakah kita bahwa budaya sms ini telah mengurangi tutur kata yang sopan pada gaya komunikasi kita ? tahu jugakah kita, bahwa budaya sms ini telah menggerus sedikit-demi sedikit tata krama adat ketimuran kita ?. Pernahkah kita menulis kata "dengan hormat' pada sms yang kita kirim ? Sebagian besar dari kita biasanya cuma menulis kata 'hai' pada pembuka sms kita.

Pernahkah kita menulis kata 'salam hormat' pada penutup sms kita? tentu tidak, kita cuma mengetik kata 'thx', singkatan dari kata 'thank you' pada akhir sms kita. Sebuah tutur gaya komunikasi baru, yang lahir seiring bekembangnya teknologi komunikasi. Seiring terbatasnya layar handphone, maka makin terbatas pula kata-kata yang mampu kita tulis.

Jadi ? selamat datang budaya sms, selamat tinggal kertas surat beserta perangko dan selamat tinggal juga (mungkin) ... tutur kata yang sopan.