13 August 2009

Kisah Rumput

Cerita ini sebenarnya sederhana saja, mengenai seorang ibu yang begitu mencintai tanaman di halaman rumahnya. Beliau begitu rajin dan teliti merawat halaman rumahnya, ditanaminya dengan berbagai tanaman bunga aneka rupa. Disiram setiap hari dan diberi pupuk hingga subur, sehingga setiap orang akan senang melihat taman itu.

Setiap pagi, ia selalu memandang halamannya. Hingga pada satu hari ia sangat kaget karena di pojok tamannya tumbuh rumput ilalang diantara bunga-bunganya yang berwarna-warni.
Tumbuhan itu cuma berwarna hijau dan tidak indah sama sekali. Dengan telaten si ibu mencabuti rumput itu, agar rumput itu tidak tumbuh di halamannya. Setelah bersih ia sangat puas. Tetapi beberapa hari kemudian dilihatnya rumput itu tumbuh lagi. Hatinya mulai kecewa, hingga ia cabuti lagi sampai bersih, dan ia yakin rumput itu tidak akan tumbuh lagi.

Akan tetapi beberapa hari kemudian si ibu masih melihat rumput itu tumbuh lagi. Dengan terburu-buru ia pergi ke pasar untuk membeli pembasmi gulma, dan menyemprot rumput itu sehingga mongering dan mati. Puas sudah hati ibu melihat rumput yang mengganggunya itu mati.

Akan tetapi, beberapa hari kemudian ia masih melihat rumput itu tumbuh lagi, bahkan sekarang mulai lebih besar.

Si ibu mulai gusar dan terus berpikir untuk memusnahkan rumput itu. Segera ia datang ke dinas pertamanan untuk memperoleh cara membasmi rumput itu. Setelah mendapat penjelasan dan tata cara membasmi rumput serta obat pembasmi rumput ia segera membasmi rumput itu. Rumput itu mati lebih cepat dan mengering. Ibu itu terlepas dari kegusaran.

Tapi hari kemudian ia melihat rumput itu masih tumbuh lagi, ia menjadi marah, kecewa dan sangat gusar karena di tamannya tumbuh rumput.

Akhirnya ia ingin mengadu kepada pemilik seorang pemuka agama. Pemuka agama itu dengan bijak memberi penyelesaian, agar si ibu menganggap rumput itu sebagai hiasan taman saja, sehingga si ibu tidak menjadi marah lagi.

Dengan perlahan si ibu mencoba memandang rumput itu secara seksama…dilihat daunnya yang memanjang diantara bunga mawarnya yang merah, kontras dan pelan-pelan sangat indah terlihat.

Sejak saat itu si ibu membiarkan rumput itu tumbuh di taman itu, dan ia merawat dengan telaten sehingga menjadi hiasan yang menarik.

Kadang kegusaran hati kita adalah karena hati kita terkondisikan oleh stigma yang diberikan oleh orang lain, ketika kita mengganggap rumput adalah tumbuhan pengganggu maka kita selalu berusaha memusnahkannya, padahal jika kita mengganggapnya sebagai hiasan, kita akan merawatnya.

Begitu pula dengan kegusaran kita pada suatu hal. Kita selalu merasa tidak puas atas sesuatu karena pikiran dan hati kita selalu ditentukan oleh nilai yang bukan milik kita sendiri sehingga kita merasa gusar dan kecewa. Padahal jika kita mampu berdamai dengan keadaan, kita akan memperoleh kedamaian. Seperti yang dirasakan ibu tadi terhadap tumbuhan rumputnya.

1 comment:

kumbangkumis said...

rumput......rumput .. oh rumput ..apa yang ada di balik rumput ...apa kita tau ? rumput begitu banyak orang yang membenci .... apalagi seorang petani sangatlah benci yang namanya rumput. aku gak tau ada apa di balik rumput itu ,,,akhirnya di tengah malam aku duduk dah termenung di lapangan yang sepi ,,, cuma di temenin oleh angin malam dan dinginnya angin yang sepoi sepoi,dan rumput yang jd tempat alasku ,aku sandar dan aku lupa oleh semua itu ...ku dengarkan bisik bisik sedih... tangis sang rumput ,,,dia mengeluh ,,setiap hari dirinya di abaikan oleh manusia ,,di hina,di kotori ,di ijak ijak ,,sampai sampai di ludahi.tapi apa balasnya? rumput ...oh rumput seandainya aku seprtimu apa yang terjadi pada diriku ? aku tak tau entah apa yang akan aku lakukan ..? angin yang dingin memcekam ,,membuat hatiku menagis .menyesal akan sesuatu yang terjadi pada diriku ,, akhirnya aku tau ,,aku innngin sepeti rumput yang ikhlas ,tegar dengan segala cobaan ,,,, kuat menghadapi rintang yang terjadi... rumput ..makasih banyak kau telah menemaninku malam ini dan memberiku sesuatu yang terindah ...salam