15 December 2008
rindu
adalah mengubur setiap geliat mimpi kita
dalam helaan desah serta seikat sumpah serapah
ah biarkan cerita itu jadi usang...
kemarin adalah cuma sepenggal kisah
tentang erangan sesaat dalam pagut liar
dan lumur peluh
bisikkan saja masa lalu itu
pada badai malam yang kecewa
sambil mendekap erat isak tangismu
dalam tanya-tanya yang tak pernah kujawab
ah biarkan api itu jadi padam ...
kita terlalu belia untuk mengukur hidup
dalam pigura berkaca keemasan
walau pun atas nama cinta
: cuma cinta ... dan bagiku itu bukan apa-apa
25 September 2008
new spirit in your birthday ... tommorow will be better !
cogratulations ... tommorow will be better !
25 August 2008
Ramadhan Sale !
Memanfaatkan peluang hampir sempurna telah dilakukan oleh para pengelola pusat perbelanjaan, karena pada bulan ini masyarakat akan terasa larut dalam suasana-suasana religius, walau dalam pemaknaan yang mungkin berbeda satu sama lain. Tapi bisa kah kita mengelak dari arus modernisasi, yang meng-global yang ditandai dengan tingkat konsumerisme masyarat yang tinggi ? Bukankah perekonomian memang harus terus bergerak, konsumen adalah urat nadinya.
Memaknai bulan suci agama kini tidak lagi bisa terelak dari nilai-nilai yang bersifat duniawi. Ramadhan Sale, mungkin hanya salah satu diantaranya. Bukankah sederetan event dengan tajuk religius muncul di hadapan kita melalui siaran-siaran televisi setiap harinya ? Dan intinya selalu bermuara pada nilai yang sama : trend dan keuntungan pasar. Itulah kenyataan.
Tapi mampukah kita mengimbangi makna itu dengan nilai yang lebih religius dan kembali pada nilai pertama kali ketika ramadhan diturunkan ? Yaitu menumbuhkan rasa solidaritas kepada kaum tidak berpunya serta memberi empati kepada saudara kita yang lemah.
Semuanya kembali pada kita. Selamat Berpuasa.
When Heaven Came Down : Memberi Makna Bulan Suci
Sementara di luar sana, deretan pertokoan dan mall-mall terang-terangan bersaing dengan menggelar berbagai event-even khusus ... great sale !, ramadhan sale ! dan berbagai nama event, yang bernuansa sama.
Bagi yang menjalankannya, selamat berpuasa.
26 July 2008
Kebahagiaan Kecil
Percayalah, kebahagiaan itu akan selalu mencari jalannya.
21 July 2008
Say With Music...!
Musik akan senantiasa hadir di mana kehidupan itu muncul. Ia selalu hadir dari dalam hati manusia. Alunan musik adalah sound of heart, sesuatu yang lahir dari dalam hati kita. Ketika hati kita penuh kegembiraan, musik bisa mewakili tawa kita. Saat kita bersedih, musik bisa menjelma dari tangis kita.
Coba kita mulai berkata pada sahabat kita, say with music...!
21 May 2008
Panggil aku hujan...
Cuma secarik surat dengan warna merah menyala yang kamu titipkan melalui penjual rokok di depan kamarmu.
sungguh aku harus pergi
aku cuma seorang perempuan penjaja cinta
yang mendapat murka dari sang pencipta
bertahun sudah aku mengidap aids ini
tapi, bukankan hujan selalu menjadikan awan tiada ?
14 May 2008
Menambah Nilai Jual ! (bukan sekedar kamuflase)
Menambah nilai lebih pada suatu barang adalah satu cara kreatif yang paling mudah untuk memberikan nilai jual terhadap barang, sehingga barang tersebut memiliki nilai 'kemampuan' untuk segera laku terjual dan tentu saja berharga lebih tinggi.
Pada pokoknya, adalah bagaimana agar suatu barang yang akan kita jual dapat lebih menarik minat konsumen. Pada beberapa produk dilakukan penambahan nilai jual melalui variasi fungsi, misalnya pada makanan dan minuman. Masih ingat pada 'teh rasa melati' yang sempat mendongkrak penjualan teh cap botol beberapa tahun lalu ?
Pada berapa produk yang statis atau tidak bergerak, penambahan nilai jual dapat dilakukan melalui pewarnaan (pengecatan) atau perapihan, misalnya produk rumah tinggal atau kendaraan. Menjual rumah dengan terlebih dahulu dirapikan rumput-rumputnya serta pengecatan ulang akan lebih cepat laku dibanding yang menjual seadanya. Begitu juga dengan kendaraan, biasanya yang terlihat rapi dan mengkilat akan lebih cepat laku.
Malah terkadang ada pula penjual nakal yang seolah memberi nilai lebih pada produknya padahal justru malah menimbulkan kerugian pada konsumen, dan pada gilirannya merugikan penjual sendiri karena akan menurunnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap penjual. Salah satu contoh, misalnya proses penggelondongan (pemberian air) pada hewan ternak yang akan dijual agar terlihat gemuk. Inilah yang disebut sebagai kamuflase dalam marketing. Suatu proses seolah-olah memberi nilai lebih pada produk, padahal pada dasarnya tidak memberikan nilai lebih. Melainkan hanya upaya pengelabuan.
Penambahan nilai jual melalui sentuhan pada produk, niscaya akan membuat produk yang kita jual akan lebih berharga tinggi. Jadi mulailah kita menjual barang dengan terlebih dahulu memberi nilai lebih tersebut. Tapi, sekali lagi, hindari kamuflase dalam marketing.
Keberhasilan Besar (dapat) Berasal Dari Kesempatan Kecil
Hari ini ia berpikir betapa kesempatan itu sangat kecil, cuma secarik koran bekas yang tidak sengaja terbaca, tapi begitu berarti. Andaikan koran bekas itu dibuang oleh orang lain, atau ia tak datang ke kantin hari itu, atau.... ada banyak kemungkinan lain. Mungkin ia tidak pernah menjadi seorang penyiar di hard rock fm, seperti sekarang ini.
Kisah ini terjadi sekitar tahun 80-an, seorang pedagang kacang goreng bawang mendapat order membuat sedikit kacang goreng, yang dibungkus dalam plastik kecil-kecil dari seorang pria ... biasa saja bukan, dimana kesempatannya ? ia ragu, bukankah dengan modal yang seadanya ia lebih baik membuat kacang goreng dan menitipkannya di warung-warung seperti biasanya, begitu pikirnya. Walau tidak yakin, ia mencoba menangkap peluang itu dengan baik. Ia membuat pesanan pria itu dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya pesanan pertama pria itu sukses dibuat dan pemesannya puas. Ternyata pria yang memesan kacang goreng itu adalah seorang staff logistik di sebuah maskapai penerbangan, yang sedang mencari suplier kacang goreng bawang untuk snack para penumpang. Alhasil, pedagang kacang goreng warungan itu sekarang menjadi pengusaha sukses yang memasok kacang goreng bawang pada maskapai penerbangan tersebut, tentu saja nilai omzet beratus kali lipat dari sekedar menitip di warung-warung.
Kadang banyak kesempatan yang kita anggap remeh, sehingga kesempatan itu diambil orang lain. Kemudian pada akhirnya kita menyesalinya karena telah meremehkan peluang atau bahkan kadang menjadi iri hati kepada yang mengambil kesempatan itu.
Saya percaya dari sebuah peluang kecil, jika dijalani dengan sepenuh hati ia akan menjadi sebuah keberhasilan besar. Toh, tidak ada yang tahu masa depan kita, bukan ?
05 May 2008
Pasar Yang Bergerak ...
Konsep pasar yang bergerak, adalah sebuah konsep pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk yang tidak sama dari waktu ke waktu. Konsumen adalah sebuah lembaga unik, yang kadang teramat sulit untuk dideteksi keinginannya. Sehingga terkadang pada perusahaan-perusahaan mapan merasa perlu membangun divisi tersendiri untuk mengantisipasi keinginan konsumen ini. Bahkan beberapa perusahaan memakai jasa konsultan loyalty konsumen.
Pasar yang bergerak, adalah rangkaian perubahan-perubahan keinginan konsumen terhadap suatu produk yang sama. Sehingga produk tersebut dipaksa memiliki berbagai varian atau plus produk dari fungsi awal. Sebagai contoh paling nyata adalah konsumen alat elektronik handphone misalnya, konsumen selalu menginginkan hal yang lebih dari sekedar handphone, mereka ingin berkamera, mereka ingin radio, dan seterusnya dan seterusnya.
Demikian pula dengan produk jasa, konsumen selalu ingin berubah. Seorang anak di harapkan pintar matematika, tapi esok hari juga diharapkan pintar bahas asing, kemudian diharapkan pintar bernegosiasi, kemudian pintar, berdiplomasi, dan seterusnya.
Mengabaikan perubahan pasar akan berakibat fatal. Ada beberapa perusahaan yang mesti kehilangan banyak pasar karena gagal mengantisipasi perubahan tersebut Tentu kita masih ingat produk penyentara (pager) yang hilang dari pasar dalam usia 3 tahun. Perusahaan ini tidak mampu mengantisipasi perubahan pasar yang bergerak, dalam arti mereka tidak memiliki cukup ruang untuk memenuhi pergerakan pasar. Mereka gagal memenuhi kebutuhan konsumen yang terus bergerak.
Untuk semua bidang bisnis, tanpa terkecuali, mengantisipasi pasar yang bergerak adalah suatu keharusan. Karena pada dasarnya keinginan konsumen adalah tidak pernah statis, mereka selalu terkooptasi dengan perubahan zaman. Pasar selalu akan bergerak, berubah, walaupun tentu dalam kecepatan yang berbeda satu sama lain.
Jadi untuk pemula, bergeraklah lebih cepat, karena pasar anda juga terus bergerak.
29 April 2008
hari ini matahari pergi
sambil meninggalkan sedikit cahayanya
setitik cahaya ia titipkan pada embun
yang membuatnya berkelip di sela dedaunan
setitik cahaya ia titipkan pada batu pualam
yang membuatnya berkilau dalam merah
setitik cahaya ia titipkan pada pantul air danau
yang membuatnya merona kala senja tiba
setitik cahaya lagi, mungkin ia titipkan dalam binar matamu
28 April 2008
Peranilah Dirimu Dengan Baik !
Setelah itu, hari demi hari saya lalui bersama dengan group teater. Berlatih vocal, latihan alam, reading, blocking, stage, pentas adalah kata-kata yang sangat familiar dalam masa kanak-kanak saya. Dan saya berbaur dalam gerak pikir seorang dewasa yang kadang terlampua idealis. Sebagian anggota dari group teater kami pada masa itu adalah para mahasiswa yang pada saat itu penuh dengan rasa idealis.
Dunia teater adalah sebuah pengalaman hidup yang rekat terpatri teramat dalam diri saya, berbekas dalam setiap kehidupan diri saya. Sebuah pembentukan karakter yang tumbuh dalam pergaulan keseharian saya selanjutnya. Dunia teater memberi saya bukan sekedar sentuhan seni peran dalam perjalanan hidup saya, melainkan memolesnya dengan sebentuk kejujuran dan menghiasnya dengan sifat kekeluargaan yang teramat sangat. Memberi sesuatu sekaligus menerima, berbagi seperti saudara.
Tapi yang terpenting dari semua itu adalah suatu pelajaran hidup, bagaimana saya memerani berbagai peran kehidupan. Pernahkah anda tersenyum dalam kesedihan ? pernahkan anda memerankan orang lain dalam kehidupan anda ? atau pernahkan anda harus sedih dalam kesenangan ?
Semua peran dalam hidup toh akhirnya memang harus kita jalani, kita bisa berkhayal dalam imaginasi menjadi siapapun, tapi belum tentu dapat kita meraihnya. Jadi seyogyanya, peranilah kenyataan diri kita saat ini dengan baik. Jika kemudian peran itu beralih, maka jalani peran kita kemudian dengan baik juga. Begitu seterusnya.
Sekarang pimpinan group teater saya itu telah berpulang ke pencipta-Nya. Tetapi sesuatu yang tetap tidak saya mengerti dalam hidupnya yang toleran dan sikap kekeluargaan yang ia miliki. Ia berpulang tetap dalam sepi, tanpa pendamping, tanpa sanak keluarga.
Cuma falsafah kehidupannya yang saya raih : peranilah dirimu dengan baik, apapun pilihanmu.
Di Mana Batas Kemampuan Anda ?
Membatasi diri, buat saya adalah suatu cara menahan setiap kemauan yang berlebihan. Sebuah self control terhadap semua keinginan, sebuah border message terhadap sikap ego non logical yang terkadang jauh melampaui batas kemampuan kita. Tanpa membatasi diri, kita seolah membuat sebuah ruang besar tanpa kita mampu menentukan luasnya. Seperti kita berusaha menarik sebuah garis panjang tanpa tahu seberapa panjangnya.
Seorang niscaya memiliki keinginan untuk memiliki sesuatu, its naturally. Akan tetapi dimana batas itu, adalah hal lain lagi. Mungkin kita ingin dan senang berbelanja gila-gilaan, tapi sadarkah kita batas budget kita ? Kita mungkin memiliki keinginan untuk berjalan-jalan, berwisata ke luar negeri misalnya, tapi ada juga batas biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Kita ingin meraih impian, tapi apakah kita sudah menetapkan impian sebesar apa yang ingin kita raih ?
Membatasi sesuatu terkadang bertentangan dengan ide-ide konvensional, tentu kita ingat tentang kisah si penemu thomas alfa yang memiliki mimpi yang hampir tak terbatas...opss..hampir tak terbatas ! tetapi toh tetap memiliki batas.
Membuat batas dari setiap keinginan kita adalah memasang pagar dari semua mimpi-mimpi kita akan menjadi obat penenang untuk menjaga diri kita dari sifat over control (berlebihan) dalam setiap kehidupan. Kita akan mampu memahami setiap kekurangan kita secara pribadi dan bisa mengetahui sejauh mana kita dapat bergerak serta terlepas dari sifat over confident. Dan yang terpenting lagi, kita dapat meredam rasa kecewa yang berlebihan bila kita gagal meraih impian.
Mungkin hari ini kita memiliki batas tertentu yang kecil dan terbatas saja, tapi lain kali seiring berkembangnya kualitas kehidupan kita, maka batas itu dapat kita perlebar dan dapat kita perluas. Batasan hidup tidak perlu memiliki sifat permanen, parameternya selalu begerak dan terus bergerak setiap saat. Memahami batas diri kita, adalah sebuah kebijaksanaan manusiawi yang akan membuat kita dapat menjalani setiap bagian kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Proficiat to mr mario teguh ! saya setuju pendapat anda, bahwa seorang dalam hidupnya dibatasi oleh batasan-batasan.
14 April 2008
Mind Your Body !
Sisipan yang berisi artikel-artikel seputar kesehatan ini biasa terlampir pada hari Rabu setiap minggunya. Berisi berbagai hal seputar kesehatan dan bebagai tips untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan beberapa alternatif pengobatan jika kita sakit.
Sungguh saya terinspirasi oleh mind your body ini.
Bike to Work...It's Green Living !
Bayangkan saja, pada masa kuliah ia kerap memakai sepeda untuk berangkat dari rumahnya ke kampus sejauh puluhan kilometer, merayap di antara mobil dan biskota, ia selalu tahan berpanas-panas ria di belantara Jakarta dengan sepedanya. Sementara mahasiswa lain memilih bermobil ria, bersepeda motor dengan gaya, atau bagi yang tidak cukup mampu, ikut bergabung naik bis kota. Ia selalu saja bersepeda, jika ditanya alasannya sederhana saja, agar badan tetap sehat.
Saya tidak tahu lagi di mana kawan saya itu sekarang, apakah ia masih tetap bersepeda atau tidak lagi. Tetapi sungguh, banyaknya para karyawan perkantoran yang menganut ide 'bike to work' di Jakarta sekarang ini, kembali mengingatkan saya pada ide-idenya tentang hidup sehat dengan bersepeda. Atau mungkin teman saya itu yang menjadi pelopor gaya hidup bersepeda ke kantor ?
Idenya bersepeda ke kampus, mungkin memang tidak sehebat 'green living campaign' yang sekarang marak diserukan berbagai kalangan sebagai salah satu bagian dari kampanye anti global warming. Idenya bersepeda ke kampus pada saat itu merupakan pemikiran sederhana yang menurut saya brilian, walaupun dahulu kami selalu mencibirnya dan menganggapnya manusia aneh yang ketinggalan zaman. Tentu saja, karena kebiasaan bersepeda ke kampus itu terjadi lebih sepuluh tahun lalu, sebelum munculnya komunitas para biker di perkantoran Jakarta. Padahal gaya hidup bersepeda rianya bisa jadi bagian dari gaya hidup green living yang kita kenal sekarang.
Green living ini merupakan sebuah gaya hidup yang sekarang mulai dianut oleh masyarakat perkotaan, seiring mewabahnya kampanye anti global warming di dunia. Hiduplah dengan cara-cara yang sehat ! mungkin itu yang pantas diartikan sebagai green living ini. Sebuah gaya hidup sehat, dan lebih sehat lagi, yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari secara praktis, seperti penggunaan bahan daur ulang pada kantong belanja, bike to work, pemilahan sampah organik dan non organik agar mudah di daur ulang, selalu mengkonsumsi makanan sehat dan sebagainya. Semakin cepat kita kembali kepada green living, tentu saja semakin cepat hidup kita lebih sehat.
Sekarang saya percaya pada teman saya itu, bersepeda akan membuat badan sehat. Sama seperti saya juga percaya bahwa green living akan membuat hidup kita lebih baik.
Lantas bagaimana dengan anda ?
10 April 2008
How Beautiful Are You ?
Nah, sekarang di mana keyakinan anda ?
22 February 2008
Short Message Service Culture ?
Kecuali dalam urusan dinas, kita memang seakan telah membuang kertas surat ke tempat sampah. Dalam pikiran kita pasti terlintas pendapat, "bukankah lebih mudah mengirim sort message service (sms), ketimbang bersusah payah menulis surat dan mengirimkannya melalui kantor pos". Berkirim kabar kepada teman cukup dengan sedikit menekan huruf-huruf pada keypad handphone, lalu tekan send dan .... wuss ... dalam hitungan detik sms itu telah diterima.
Ini yang tengah terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, sebuah culture baru telah lahir, short message service culture. Yup, jika tidak terlalu berlebihan sms culture telah menjadi bagian kebudayaan kita, menggantikan sebagian budaya komunikasi lain yang telah usang. Budaya ini lahir seiring perkembangan teknologi komunikasi yang ditandai dengan munculnya alat komunikasi bernama handphone di tengah kita. Handphone ini datang ke Indonesia pada sekitar tahun 1990-an dan sekarang diperkirakan jumlah handphone di negeri ini telah mencapai sekitar 100 juta unit.
Tetapi dibalik maraknya teknologi komunikasi melalui handphone itu, sadar pulakah kita bahwa budaya sms ini telah mengurangi tutur kata yang sopan pada gaya komunikasi kita ? tahu jugakah kita, bahwa budaya sms ini telah menggerus sedikit-demi sedikit tata krama adat ketimuran kita ?. Pernahkah kita menulis kata "dengan hormat' pada sms yang kita kirim ? Sebagian besar dari kita biasanya cuma menulis kata 'hai' pada pembuka sms kita.
Pernahkah kita menulis kata 'salam hormat' pada penutup sms kita? tentu tidak, kita cuma mengetik kata 'thx', singkatan dari kata 'thank you' pada akhir sms kita. Sebuah tutur gaya komunikasi baru, yang lahir seiring bekembangnya teknologi komunikasi. Seiring terbatasnya layar handphone, maka makin terbatas pula kata-kata yang mampu kita tulis.
Jadi ? selamat datang budaya sms, selamat tinggal kertas surat beserta perangko dan selamat tinggal juga (mungkin) ... tutur kata yang sopan.
23 January 2008
Dari sudut mana kita memandang ?
Ada sebuah pertanyaan yang diberikan kepada 2 orang berbeda ras, yaitu seorang Eropa berkulit putih dan seorang Afrika berkulit hitam. Pertanyaannya sederhana, apa warna kuda zebra ?
Orang Eropa menjawab bahwa warna kuda zebra adalah kuda hitam dengan garis-garis putih, sementara orang Afrika menjawab warna kuda zebra adalah kuda putih dengan garis-garis hitam.
Mengapa perbedaan bisa terjadi, padahal mereka ditanya tentang hewan yang sama ? Inilah yang biasa kita sebut sebagai sudut pandang.
Sederhananya, sudut pandang adalah suatu cara bagaimana kita memandang sesuatu masalah dari sudut yang berbeda.
Sudut pandang inilah yang menjadikan seseorang berbeda sikap dalam menghadapi suatu masalah atau persoalan. Seorang dengan sudut pandang yang sempit akan memandang suatu persoalan dengan ruang yang sempit. Ketika kesulitan datang, kita cuma menganggap sebuah kesulitan telah tiba, ketika kekecewaan tiba kita cuma memandang bahwa kekecewaan telah datang. Atau ketika keberhasilan diraih, kita malah terus terbuai.
Dalam sudut pandang yang luas, kita akan mendapati kegagalan sebagai kegagalan, dan sekaligus sebagai sebuah keberhasilan yang tertunda. Akan memandang kekecewaan sebagai sebuah kekecewaan berikut hikmah kebahagiaan, dan akan mampu memandang kebahagiaan sebagai kebahagiaan sekaligus bersiap mengalami ketidakbahagiaan.
Maka jika kita mendapatkan sesuatu hal, pandanglah hal itu juga dari sudut pandang yang berbeda. Percaya dech, kita akan lebih bijaksana.
22 January 2008
Pelajaran dari jalan.....
Nama anak itu singkat saja, Bardi ..." cuma Bardi oom", itu jawaban yang selalu saya dengar ketika saya kerap bertanya tentang nama lengkapnya.
Bardi ini cuma seorang anak usia 9 tahun, yang bertahan hidup menggelandang di belantara kota Jakarta. Katanya ia berasal dari sebuah desa di pedalaman Banten, yang entah mengapa terdampar di kota ini. Ia seorang anak kecil yang selalu saya lihat ketika mampir untuk makan siang di kawasan blok s.
Seperti kebanyakan anak jalanan seusianya, pakaiannya lusuh dan rambutnya memerah terkena sinar matahari Jakarta.
Apa yang istimewa dari seorang Bardi ? toh ada puluhan anak, ratusan atau mungkin ribuan anak jalanan seperti Bardi ... menjalani hidup di balik bayangan gedung-gedung jakarta, bertahan di balik teriknya panas matahari kota yang semrawut ini.
Iya, dia biasa saja... cuma ada sesuatu yang saya suka dari gayanya sehari-hari, setelah hampir satu bulan saya amati ... ia selalu dalam keadaan berjualan.
Beberapa hari saya lihat ia berdagang koran, beberapa hari kemudian saya lihat ia berjualan telur puyuh dalam bungkus plastik kecil-kecil, hari-hari selanjutnya saya lihat ia berjualan potongan buah dalam plastik sekepalan tangan.
Selalu saja begitu setiap hari, berjualan ... sementara teman-teman Bardi lainnya, saya lihat mulai bergelantungan di mikrolet, bertepuk-tepuk tangan entah bernyanyi atau menggerutu lantas meminta uang pada penumpang. Sebagian lagi temannya, mengelap kaca mobil yang sebenarnya tidak kotor, lantas meminta imbalan setengah memaksa. Bahkan sebagian lainnya dengan nekat meminta belas kasihan orang lewat, dengan gaya mengiba-ngiba.
Suatu siang, sembari menyeruput kopi saya yang tinggal setengah, saya panggil si Bardi ini, dan saya tanya kenapa ia selalu berjualan sedangkan teman-teman lainnya lebih banyak mengharap belas kasihan.
Dia cuma diam sesaat lantas menjawab ... "kata ibu saya, berdagang itu lebih baik daripada mengharap belas kasihan orang, jadi untuk tetap makan saya harus berdagang, oom"
Jawaban teramat sederhana dari seorang anak jalanan, tapi apa yang saya dapatkan hari ini ? sebuah harga yang tetap dijaga seorang anak, bahkan di jalanan sekalipun.
Oke Bardi, kamu memang beda ... saya yakin kelak kamu akan jadi pedagang besar.
21 January 2008
Ide terbaik bahkan belum pernah diciptakan ...
Seorang teman lama semasa kecil muncul tiba-tiba di hadapan saya melalui email pagi hari ini. Isinya cuma sebuah kalimat tanya singkat : "apa kabar, bro ?". Sebuah pertanyaan kecil, yang mampu memaksa saya seketika mengurut berbagai kejadian yang saya lalui bersama dia semasa kami kecil.
Kami berdua sering berjalan bersama di pematang kebun kangkung sepulang sekolah, kadang berkemah bersama pula di pinggiran kota selagi liburan sekolah dan tidak lupa menggoda anak-anak perempuan teman sekolah sehingga menangis. Tetapi terkadang kami juga berkelahi di lapangan sepakbola, dan segala kenakalan anak-anak yang kami jalani bersama. Kebersamaan itu kami lalui sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Selepas sekolah menengah kami tidak lagi saling bertemu, sesekali sedikit kabar sampai di telinga saya tentang kejatuhan ekonomi keluarganya, tentang meninggalnya sang ayah, tentang ibunya yang menikah lagi dengan seorang pemabuk. Tentang adik-adiknya yang terbengkalai sekolahnya, dan sebagainya yang melulu berisi cerita-cerita sedih.
Jadi saya teramat surprise atas munculnya email dari teman saya itu pagi ini. Tetapi yang lebih menarik dari email itu adalah, nama si pengirimnya yang juga menuliskan nama sebuah perusahaan yang dalam beberapa tahun ini cukup berkibar dalam dunia bisnis, yang sedikit-sedikit saya amati, karena saya juga bercita-cita memiliki bisnis sendiri. Bahkan seingat saya, perusahaan tersebut dalam setahun ini telah melakukan ekspansi yang sangat luar biasa, bahkan sempat membeli beberapa properti kelas kakap negeri ini.
Saya seketika bersyukur, karena mungkin teman saya tersebut merupakan karyawan dari perusahaan tersebut. Saya sedikit lega, segala kesulitan keluarganya selama ini pasti akan terasa lebih ringan, karena sang anak sulung sudah bekerja di sebuah perusahaan yang mapan. Sebuah pencapaian yang sangat tinggi untuk seorang anak dengan permasalahan ekonomi dan keluarga yang tidak cukup beruntung.
Karena rasa ingin tahu tentang di mana posisi teman saya dalam perusahaan tersebut, saya dengan iseng mulai browsing situs perusahaan tersebut....dan ketika saya melihat struktur perusahaan...ops !...saya terkaget-kaget seketika, nama teman saya tersebut tertera sebagai presiden direktur.
Surprise yang kedua buat saya pagi ini, sangat-sangat jauh dari bayangan saya ... teman saya itu sekarang seorang presiden direktur dari sebuah perusahaan kakap negeri ini.
Segera saya ambil handphone saya, dan dengan perasaan berdebar saya coba hubungi dia... dan benar... teman saya itu sekarang memang seorang presiden direktur, dalam usia yang masih cukup muda, 32 tahun.
Setelah berbincang kesana-kemari, saya mencoba meminta 'rahasia' bagaimana cara merubah hidup dari seorang 'yang bukan apa-apa' sehingga menjadi sesukses sekarang ini. Jawaban teman saya singkat saja ... bahwa semuanya bermula dari sebuah ide, dan kepercayaan bahwa ide terbaik belum pernah diciptakan...
Yup, pikiran saya mendadak terbuka terang, ide terbaik memang belum pernah diciptakan, sebuah nilai hidup penuh optimisme saya pelajari dari teman saya pagi ini. Sebuah nilai yang membawanya meraih impian dalam hidup.
Pagi ini, dari teman masa kecil saya itu, saya memperoleh pelajaran berharga bahwa selalu ada kesempatan untuk membuat ide yang lebih baik ... lebih baik dan lebih baik lagi, dari semua ide kita yang ada sekarang ini. Karena ide terbaik memang belum pernah diciptakan ...
Saya jawab segera email teman saya itu dengan kalimat singkat : congrats, bro !