28 April 2008

Di Mana Batas Kemampuan Anda ?

Saya akan selalu ingat pesan bijak seorang guru agama ketika saya masih kecil, ketika itu usia saya mungkin sekitar 10 tahun. " Sadarilah bahwa semua sesuatu memiliki batas", itu kalimat yang saya terima kala sore selepas shalat azhar berjamaah di mesjid besar, tempat saya menimba ilmu agama. Selepas 25 tahun kemudian, tak sengaja kalimat sejenis itu saya kembali dengar dari seorang motivator Mario Teguh pada stasiun televisi 'O channel', sebuah stasiun tv lokal di Jakarta. Walaupun dalam konteks yang sedikit berbeda, konteks pertama dalam sebuah pesan religius dan konteks kedua dalam pesan motivatorial.

Membatasi diri, buat saya adalah suatu cara menahan setiap kemauan yang berlebihan. Sebuah self control terhadap semua keinginan, sebuah border message terhadap sikap ego non logical yang terkadang jauh melampaui batas kemampuan kita. Tanpa membatasi diri, kita seolah membuat sebuah ruang besar tanpa kita mampu menentukan luasnya. Seperti kita berusaha menarik sebuah garis panjang tanpa tahu seberapa panjangnya.

Seorang niscaya memiliki keinginan untuk memiliki sesuatu, its naturally. Akan tetapi dimana batas itu, adalah hal lain lagi. Mungkin kita ingin dan senang berbelanja gila-gilaan, tapi sadarkah kita batas budget kita ? Kita mungkin memiliki keinginan untuk berjalan-jalan, berwisata ke luar negeri misalnya, tapi ada juga batas biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Kita ingin meraih impian, tapi apakah kita sudah menetapkan impian sebesar apa yang ingin kita raih ?

Membatasi sesuatu terkadang bertentangan dengan ide-ide konvensional, tentu kita ingat tentang kisah si penemu thomas alfa yang memiliki mimpi yang hampir tak terbatas...opss..hampir tak terbatas ! tetapi toh tetap memiliki batas.

Membuat batas dari setiap keinginan kita adalah memasang pagar dari semua mimpi-mimpi kita akan menjadi obat penenang untuk menjaga diri kita dari sifat over control (berlebihan) dalam setiap kehidupan. Kita akan mampu memahami setiap kekurangan kita secara pribadi dan bisa mengetahui sejauh mana kita dapat bergerak serta terlepas dari sifat over confident. Dan yang terpenting lagi, kita dapat meredam rasa kecewa yang berlebihan bila kita gagal meraih impian.

Mungkin hari ini kita memiliki batas tertentu yang kecil dan terbatas saja, tapi lain kali seiring berkembangnya kualitas kehidupan kita, maka batas itu dapat kita perlebar dan dapat kita perluas. Batasan hidup tidak perlu memiliki sifat permanen, parameternya selalu begerak dan terus bergerak setiap saat. Memahami batas diri kita, adalah sebuah kebijaksanaan manusiawi yang akan membuat kita dapat menjalani setiap bagian kehidupan dengan penuh kebahagiaan.

Proficiat to mr mario teguh ! saya setuju pendapat anda, bahwa seorang dalam hidupnya dibatasi oleh batasan-batasan.

No comments: