28 April 2008

Peranilah Dirimu Dengan Baik !

Dunia drama atau yang selalu kita sebut dengan dunia teater, mulai saya kenal ketika saya kelas 5 sekolah dasar. Pertemuan antara saya dengan dunia yang begitu membentuk karakter kehidupan saya ini tidak sengaja terjadi. Kisah ini bermula dari seorang sutradara muda idealis yang begitu saja muncul di lingkungan perumahan seorang teman sekolah saya. Saat itu ia tengah mempersiapkan sebuah pementasan drama anak-anak untuk sebuah perhelatan pameran buku internasional di balai sidang senayan, Jakarta. Kejadian ini pada pertengahan tahun 1985. Atas ajakan teman saya itu, bergabunglah saya dalam kelompok drama untuk pertama kali, sekaligus pementasan drama pertama kali dalam hidup saya.

Setelah itu, hari demi hari saya lalui bersama dengan group teater. Berlatih vocal, latihan alam, reading, blocking, stage, pentas adalah kata-kata yang sangat familiar dalam masa kanak-kanak saya. Dan saya berbaur dalam gerak pikir seorang dewasa yang kadang terlampua idealis. Sebagian anggota dari group teater kami pada masa itu adalah para mahasiswa yang pada saat itu penuh dengan rasa idealis.

Dunia teater adalah sebuah pengalaman hidup yang rekat terpatri teramat dalam diri saya, berbekas dalam setiap kehidupan diri saya. Sebuah pembentukan karakter yang tumbuh dalam pergaulan keseharian saya selanjutnya. Dunia teater memberi saya bukan sekedar sentuhan seni peran dalam perjalanan hidup saya, melainkan memolesnya dengan sebentuk kejujuran dan menghiasnya dengan sifat kekeluargaan yang teramat sangat. Memberi sesuatu sekaligus menerima, berbagi seperti saudara.

Tapi yang terpenting dari semua itu adalah suatu pelajaran hidup, bagaimana saya memerani berbagai peran kehidupan. Pernahkah anda tersenyum dalam kesedihan ? pernahkan anda memerankan orang lain dalam kehidupan anda ? atau pernahkan anda harus sedih dalam kesenangan ?

Semua peran dalam hidup toh akhirnya memang harus kita jalani, kita bisa berkhayal dalam imaginasi menjadi siapapun, tapi belum tentu dapat kita meraihnya. Jadi seyogyanya, peranilah kenyataan diri kita saat ini dengan baik. Jika kemudian peran itu beralih, maka jalani peran kita kemudian dengan baik juga. Begitu seterusnya.

Sekarang pimpinan group teater saya itu telah berpulang ke pencipta-Nya. Tetapi sesuatu yang tetap tidak saya mengerti dalam hidupnya yang toleran dan sikap kekeluargaan yang ia miliki. Ia berpulang tetap dalam sepi, tanpa pendamping, tanpa sanak keluarga.

Cuma falsafah kehidupannya yang saya raih : peranilah dirimu dengan baik, apapun pilihanmu.


No comments: